Odontologi Forensik Sebagai Metode Identifikasi dan Alat Bukti di Pengadilan
DOI:
https://doi.org/10.30649/jhek.v3i2.127Kata Kunci:
odontology; rekam medis; dan visum et repertumAbstrak
Bencana yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir, mengakibatkan banyak kematian. UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 memberikan kewenangan pada pemerintah dan masyarakat umum untuk proses identifikasi jenazah. Prosedur DNA, sidik jari, dan odontologi memberikan tingkat validitas individu tertinggi di antara berbagai pendekatan identifikasi korban. Identitas odontologis dalam rekam medis, khususnya melalui odontogram, dapat memberikan perspektif baru sebagai acuan dalam pembuatan laporan forensik sebagai alat bukti dalam proses hukum. Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif dengan tiga metode pendekatan yang digunakan yaitu metode pendekatan perundang-undangan, pendekatan konseptual, dan pendekatan perbandingan. Peraturan Menteri Kesehatan yang didukung dengan UU Kesehatan yang baru, menunjukkan jika unit layanan kesehatan wajib untuk melakukan digitalisasi rekam medis dan menggalakkan sifat interoperabilitas pada riwayat rekam medis. Hal ini bertujuan sebagai penyedia kebutuhan data antemortem pada metode odontologiforensikjika terjadi tindak kriminalitas atau kecelakaan pada individu. Odontologi forensik adalah metode yang sangat efektif dalam mengidentifikasi korban, kecepatan dan akurasi menjadi penting dalam pembuktian jati diri korban dan menjadi salah satu bukti terkuat di pengadilan berdasarkan KUHAP yang berlaku sebagai salah satu referensi untuk membuat visum etrepertumsesuai dengan permintaan dari dokter forensik yang berwenang.Referensi
Buku:
Bakhri, S. (2019). Hukum dalam Praktik Peradilan Pidana (p. 3). Total Media.
Imron, A. (2019). Hukum Pembuktian (pp. 2–3). UNPAM Press.
Muhammad, A. (1992). Hukum Acara Perdata Indonesia (pp. 314–316). Bandung : PT Citra Aditya Bakti.
Ohoiwutun. T. (2014). Ilmu Kedokteran Forensik (Interaksi dan Dependensi Hukum pada Ilmu Kedokteran) (p. h.8). Universitas Jember.
Prakoso, D. I, K. M. (1987). Dasar-Dasar Ilmu Kedokteran Kehakiman (pp. 122–125). Jakarta : PT. Bina Aksara.
Triana, O. (2014). Ilmu Kedokteran Forensik (Interaksi dan Dependensi Hukum pada Ilmu Kedokteran) (Universitas, pp. 7–8).
Jurnal:
Alamri, H. (2017). Kedudukan keterangan ahli sebagai alat bukti menurut Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Lex Privatum, 5(1), 31–38.
Anisa, N., Koerniati, I., & Hidayat, T. (2023). Peran Odontologi Forensik dalam Mengungkap Identitas Jenazah yang Tidak Dikenal. Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia, 3(4), 342–349. https://doi.org/10.25077/jikesi.v3i4.688.
Berutu, C. A. N., Agustina, Y., & Batubara, S. A. (2020). Kekuatan Hukum Pembuktian Rekam Medis Konvesional Dan Elektronik Berdasarkan Hukum Positif Indonesia. Jurnal Hukum Samudra Keadilan, 15(2), 305–317. https://doi.org/10.33059/jhsk.v15i2.2686.
Divakar, K.P. (2017). Forensic Odontology: The New Dimension in Dental Analysis. International Journal Medical Science, 13(1), 1–5.
Esan, T. A., Yengopal, V., & Schepartz, L. A. (2017). The Demirjian versus the Willems method for dental age estimation in different populations: A meta-analysis of published studies. PLoS ONE, 12(11), 1–23. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0186682.
Gadro, S.A. (1999). Peran odontologi forensik sebagai salah satu sarana pemeriksaan identifikasi jenasah tak dikenal. Jurnal Berkala Ilmu Kedokteran, 31(3), 195–199.
Henky., & Safitry, O. (2012). Identifikasi Korban Bencana Massal : Praktik DVI Antara Teori dan Kenyataan. Indonesian Journal of Legal and Forensic Sciences, 2(1), 5–7. http://ejournal.unud.ac.id/new/detail-39-61-indonesian-journal-of-legal-and-forensic-sciences-ijlfs.html.
Hidayat, D. (2008). Kesiapsiagaan Masyarakat: Paradigma Baru Pengelolaan Bencana Alam (Community Preparedness: New Paradigm in Natural Disaster Management). Jurnal Kependudukan Indonesia, 3(1), 69–84. http://ejurnal.kependudukan.lipi.go.id/index.php/jki/article/view/164.
Ismail, T. S., & Syarifudin, K. B. (2020). Disaster Victim Identification (Dvi) Training for Medical Student. Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia: The Indonesian Journal of Medical Education, 9(2), 95. https://doi.org/10.22146/jpki.54055.
Karyn., & Alhakim, A. (2022). Forensic Science As a Steps for the Settlement of Criminal Cases of Mutilation in the Role of Evidence Before the Law. Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum, 20(1), 1–16.
Kholili, U. (2011). Pengenalan Ilmu Rekam Medis Pada Masyarakat Serta Kewajiban Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit. Jurnal Kesehatan Komunitas, 1(2), 60–72. https://doi.org/10.25311/keskom.vol1.iss2.12.
Larasati, A. W., Irianto, M. G., & Bustomi Cania, E. (2018). Peran Pemeriksaan Odontologi Forensik Dalam Mengidentifikasi Identitas Korban Bencana Masal. Majority, 7(3), 228–233.
Pearce, C.M., de Lusignan, S., Phillips, & C., Hall S, T. J. (2013). The computerized medical record as a tool for clinical governance in Australian primary care. Interact J Med Res, 12(2), 26. https://doi.org/doi: 10.2196/ijmr.2700. PMID: 23939340.
Prajapati, G., Sarode, S.C., Sarode, G.S., Shelke, P., Awan, K.H, & Patil, S. (2018). Role of forensic odontology in the identification of victims of major mass disasters across the world: A systematic review. PloS One, 13(6), 1–12. https://doi.org/doi: 10.1371/journal.pone.0199 791.
Prawestiningtyas, E., & Algozi, A. M. (2013). Identifikasi Forensik Berdasarkan Pemeriksaan Primer dan Sekunder Sebagai Penentu Identitas Korban pada Dua Kasus Bencana Massal. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 25(2), 88–94. https://doi.org/10.21776/ub.jkb.2009.025.02.3.
Preethi, S., Einstein, A., & Sivapathasundharam, B. (2011). Awareness of forensic odontology among dental practitioners in Chennai: A knowledge, attitude, practice study. Journal of Forensic Dental Sciences, 3(2), 63. https://doi.org/10.4103/0975-1475.92145
Rohilla, M. (2017). Etiology of Various Dental Developmental Anomalies -Review of Literature. J Dent Probl Solut, 4(2), 241–245.
Tandaju, C. F., Siwu, J., & Hutagalung, B. S. P. (2017). Gambaran pemeriksaan gigi untuk identifikasi korban meninggal di Bagian Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado tahun 2010 – 2015. E-GIGI, 5(1), 2015–2018. https://doi.org/10.35790/eg.5.1.2017.15534.
Winardi, M., & Wahyuni, T. (2015). Kedudukan Visum et Repertum Sebagai Alat Bukti Surat. Jurnal Verstek, 3(1), 55–66.
Yusuf, M., Setiawan, S., & Kusuma, A. R. P. (2019). Gambaran Kelengkapan Dan Keseragaman Penulisan Odontogram Oleh Dokter Gigi Di Kota Semarang. ODONTO : Dental Journal, 6, 40. https://doi.org/10.30659/odj.6.0.40-44.
Website:
Kantor Komunikasi Publik. (2020). Tim Forensik Odontologi FKG Unpad Lakukan Identifikasi Gigi Terdakwa Kasus Pembunuhan Berencana. Tim Forensik Odontologi FKG Unpad Lakukan Identifikasi Gigi Terdakwa Kasus Pembunuhan Berencana. Available from: https://www.unpad.ac.id/2020/04/tim-forensik-odontologi-fkg-unpad-lakukan-identifikasi-gigi-terdakwa-kasus-pembunuhan-berencana/. [Diakses 24 Juli 2023 pukul 17.32 WIB].
Lembaga Bantuan Hukum. (2020). Hentikan Diskriminasi dan Pelanggaran Hak-Hak Anak yang Berhadapan dengan Hukum. Available from: https://bantuanhukum.or.id/hentikan-diskriminasi-dan-pelanggaran-hak-hak-anak-yang-berhadapan-dengan-hukum/. [Diakses 24 Juli 2023 pukul 18.10].
Rosandi B. (2015). Pernah Identifikasi Satu Gigi Rekor Tercepat 15 menit. Available from: https://blog.iik.ac.id/basmarosandi/2020/06/03/pernah-identifikasi-satu-gigi-rekor-tercepat-15-menit/. [Diakses 24 Juli 2023 pukul 13.49 WIB].
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Jurnal Hukum dan Etika Kesehatan

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.









